Antara Awan dan Merpati
Ini adalah kisah antara merpati dan awan.
Awan mulai pudar dan menghitam. Angin mulai tak kuasa membawa awan pergi
jauh. Berat, seperti ada sesuatu yang mengganjal. Ya, hanya merpati dan
awan saja yang tau. Merpati yang ingin selalu bersama awan pun mulai
perlahan menjauh darinya, walaupun merpati sebenarnya enggan. Ia selalu
berharap awan bisa kembali seperti dulu lagi, menarik merpati dengan
lembut dan membawanya kemana pun merpati ingin pergi. Kini awan mulai
melemah, ia ingin berubah ke bentuk sempurna. Namun tak ada sepersekian
detik awan mulai hancur berkeping keping, hujan pun mulai turun. Ia
jatuh dari singgasananya ke palung terdalam. Tak tau sampai kapan awan
akan kembali ke singgasananya bersama sang merpati. Ia merasa merpati
semakin jauh dan jauh, walaupun mereka saling memberi bingkai isyarat.
Apakah awan akan kembali dengan sempurna atau tidak seperti yang merpati
impikan? Awan yang tak pernah tau perasaan merpati sekarang. Senang,
gembira, bebas, sedih, ingin meninggalkan dirinya ataukah ia masih
mengharapkan awan datang kembali? No body knows.
Awan berkata kepada bulan dan teman-temannya, "Tidak apa aku benar benar
hancur. Aku tidak mengharapkan balasan dan membalas. Asal aku bisa
melihat merpati bahagia itu sudah cukup" lalu awan berkata dalam hati
kecilnya "Engkau boleh jatuh dan menangislah, lalu bangkit" Setidaknya
itu yang awan ingat dari salah satu 5 orang calon raja bajak laut"